Source : www.afromum.com |
PENDAHULUAN
Dewasa
ini, perkembangan ilmu pengetahuan berkembang berbanding lurus dengan kemajuan
peradaban dari waktu ke waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat terlihat,
dapat dirasakan dan nyata dampaknya dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti
pak Dahlan Iskan dengan mobil listriknya, mahasiswa teknik dengan robot-robot
superior yang dapat menggantikan fungsi manusia dalam membantu manusia dalam
kehidupan sehari-hari, mahasiswa farmasi dengan racikan ramuannya dapat
menghasilkan formulasi tertentu untuk menyembuhkan penyakit langka, mahasiswa
kedokteran dengan kecanggihan alat dan ilmunya dalam melayani pasien, mahasiswa
pertanian dengan gagasannya untuk memajukan potensi agraris di Indonesia dan
banyak lagi kemajuan ilmu pengetahuan dari masing-masing cabang keilmuan
lainnya. Lalu bagaimana dengan akuntansi? Akuntansi itu apa? Manfaatnya apa
belajar akuntansi? Atau seperti pertanyaan-pertanyaan Kamayanti (2016)
Apakah “akuntansi” adalah laporan keuangan? Apakah “akuntansi” adalah perilaku
yang ditimbulkan praktik akuntansi? Apakah “akuntansi” adalah pemikiran yang
mendasari praktik akuntansi? Pertanyaan yang tidak terjawab akan menyebabkan
ketidaktahuan, sedangkan ketidaktahuan akan menyebabkan ketakutan untuk
menerima akuntansi “lain” atau fobi(a)kuntansi. Pertanyaan-pertanyaan ini
sejatinya adalah pertanyaan mengenai hakikat. Orang Yunani mengistilahkannya
dengan pertanyaan ontologis tentang keberadaan atau realitas.
ISI
Perkembangan
ilmu pengetahuan mempengaruhi semua aspek percabangan ilmu. Perkembangan ilmu
pengetahuan juga terjadi dibidang akuntansi. Beberapa orang dengan academy background akuntansi mengetahui
namun tutup telinga dan tutup mulut, beberapa menolak dan beberapa tidak
mengetahui. Pernah pada suatu saat ketika sedang melakukan diskusi mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan dari berbagai academy
background, seorang teman bertanya bagaimana dengan akuntansi. Menurut dia,
akuntansi sepertinya tidak berkembang seperti cabang ilmu yang lain. Akuntansi
hanya seputar bagaimana menyajikan, mengungkap, melaporkan dan mengaudit
laporan keuangan. Padahal akuntansi berkembang dengan sangat luas meskipun
perkembangannya menjadi pro dan kontra dalam bidang akuntansi bahkan pro kontra
dikalangan akademisi dengan academy
background akuntansi.
Pro
kontra terhadap perkembangan akuntansi dimulai dengan penolakan ide atau
menganggap ide tersebut tidak masuk akal. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat
menjadi panitia seminar mengenai akuntansi Pancasila. Ide untuk mewujudkan
seminar ini datang dari salah satu anggota organisasi kami. Saat itu reaksi
kami adalah bertanya lebih lanjut mengenai makna dari akuntansi pancasila. Penjelasan
singkat dan diskusi mengenai topik yang relatif baru tersebut membuat kami
menjadi semangat untuk merealisasi seminar tersebut. Singkat cerita seminar
tersebut sukses dilakukan walaupun jangkauan areanya tidak sesuai dengan
ekspektasi. Namun paling tidak ilmu yang didapatkan dari seminar tersebut mampu
menambah pengetahuan dengan melihat akuntansi dari sudut pandang yang tidak
biasa.
Akuntansi
Pancasila merupakan perkembangan akuntansi yang melibatkan nila-nilai pancasila
dalam pengaplikasiannya. Menurut Sitorus (2015)
definisi akuntansi berdasarkan Pancasila adalah pertanggungjawaban manusia
kepada Tuhan melalui pemanusiaan manusia, semangat persaudaraan, pengangkatan
derajat rakyat, serta penyeimbangan kebutuhan jasmani dan rohani manusia dalam
hal aktivitas keuangan. Sebagai konsekuensi dari definisi akuntansi dalam
perpektif Pancasila yang tidak semata- mata menekankan diri pada unsur materi,
maka pengembangan akuntansi juga perlu menekankan semangat holistik. Sebagai
contoh penerapan akuntansi Pancasila dengan menjunjung sila-sila yang tertuang
dalam Pancasila dalam hasil penelitian (Sitorus, 2015) adalah seperti definisi akuntansi
berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah proses pertanggungjawaban
manusia kepada Tuhan dalam segi aktivitas keuangan. Definisi akuntansi berdasarkan
sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah proses memanusiakan manusia dalam
segi aktivitas keuangan. Definisi akuntansi berdasarkan sila Persatuan Indonesia
adalah proses menciptakan semangat persaudaraan dalam segi aktivitas keuangan.
Definisi akuntansi berdasarkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan adalah proses mengangkat derajat rakyat dalam
segi aktivitas keuangan. Definisi akuntansi berdasarkan sila Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia adalah proses menyeimbangkan kebutuhan jasmani
dan rohani manusia dalam hal aktivitas keuangan untuk membangun perekonomian berkerakyatan.
Jika
didalami lagi, segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia dapat
dikolaborasikan dengan akuntansi. Selain akuntansi Pancasila, Prasetyo (2012)
mengkolaborasikan akuntansi dengan wayang. Seperti yang kita tahu wayang
merupakan salah satu budaya yang berasal dari Jawa Timur. Tapi apa hubungannya
wayang dengan akuntansi? Berdasarkan hasil penelitian (Prasetyo, 2012), akuntansi bukan mengenai mencatat,
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tetapi lebih kepada bagaimana kita memberikan
kontribusi kepada lingkungan (perusahaan) dengan memberikan informasi yang
benar dan berperilaku seperti tokoh pewayangan Semar yang memberikan nilai religius
yang dapat digeneralisasi dalam akuntansi dan pertanggungjawabannya terhadap
Tuhan. Yang dimaksudkan nilai religius adalah seperti mengurangi bentuk
kecurangan dan kelalaian dari nilai laporan keuangan dengan melibatkan
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, cepat dan tepat, berprinsip, empati dan
rasa syukur. Jadi dasar dari akuntansi berbasis spiritual bukan mengenai
kebohongan tetapi lebih kepada kepercayaan.
Penjelasan
tersebut mulai memunculkan pemikiran mengenai perkembangan akuntansi yang sama
sekali tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Beberapa orang mendapatkan ide
penelitian untuk mengembangkan penelitian serupa atau dengan memakai objek yang
berbeda dan yang lainnya mulai mengernyitkan dahi dan bertanya apa makna dari
penelitian tersebut dan hubungannya dengan akuntansi. Jadi perkembangan akuntansi
yang tercermin dari penelitian-penelitian yang saya bahas sebelumnya biasa
disebut dengan sebutan akuntansi multiparadigma. Akuntansi multiparadigma terkait
pada pemikiran atau ide kritis mengembangkan akuntansi dengan
mengkolaborasikannya dengan topik menarik (budaya, lingkungan, ideologi dan
lainnya).
Seperti
bidang ilmu lainnya, akuntansi merupakan ilmu yang ada sumber landasan berpikirnya.
Seperti agama Islam ketika ingin mengetahui apa itu Islam, bagaimana
berperilaku sebagai seorang muslim, melihat larangan dan himbauan sebagai seorang
muslim maka seseorang dengan agama Islam berpedoman pada Al-Quran untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Nah perumpamaan tersebut juga berlaku
dalam akuntansi, dimana akuntansi perpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK).
Akuntansi
multiparadigma tidak menghilangkan unsur akuntansi namun mengkolaborasikannya dengan
unsur budaya, lingkungan, idiologisme dan lainnya sehingga menjadi rangkaian
output yang memiliki nilai tambah lebih. Namun karena hal tersebut merupakan
hal yang awam dan merupakan ilmu baru, banyak terjadi pro dan kontra. Sisi pro
berpendapat bahwa akuntansi bisa berkolaborasi dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam kehidupan bermasyarat dan sangat menarik untuk diteliti.
Sedangkan disisi kontra mereka berpendapat bahwa akuntansi ya akuntansi dan
akuntansi bukan ilmu yang bisa dicampur adukkan karena dapat mempengaruhi
esensi dari akuntansi itu sendiri atau alasan lainnya.
Perbedaan
pendapat sangat wajar terjadi terlebih pada sesuatu hal yang tidak biasa ada dilingkungan
sehari-hari. Namun diluar pro dan kontra yang terjadi dampak adanya akuntansi
multiparadigma terletak pada pengembangan riset akuntansi yang ada, akuntansi
multiparadigma menjadi suatu bahasan yang menarik dalam perkembangan bidang
akuntansi terutama dalam risetnya. Saya mengamati bahwa kebanyakan penelitian
mengenai akuntansi temanya mengenai topik yang sama dari tahun ke tahun.
Melalui akuntansi multiparadigma kita dapat berpikir secara luas, berbeda dan
mendalam mengenai sebuah topik yang tidak biasa tanpa lepas dari konteks namun
menyenangkan.
KESIMPULAN
Perkembangan
ilmu pengetahuan juga berdampak pada cabang ilmu akuntansi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dalam akuntansi terletak pada kemajuan berpikir dalam melakukan
riset penelitian. Kebaharuan pemikiran dalam akuntansi tersebut dikenal dengan
sebutan akuntansi multiparadigma. Akuntansi multiparadigma mengkolaborasikan
akuntansi dengan lingkungan sekitar, budaya, ideologi dan lainnya tanpa
mengurangi makna akuntansi itu sendiri. Namun adanya akuntansi multiparadigma
tersebut masih menjadi pro dan kontra dikalangan para akademisi.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment