www.hanidha.com |
Pernah tidak kamu berpikir bahwa dia adalah seseorang yang selama ini kamu cari dan akan menemani kamu seumur hidup kamu?
"Aku yakin dia adalah orangnya"
"Hanya dia yang bisa membuatku seperti ini"
"Gatau lagi deh kalau gak sama dia aku mau sama siapa lagi"
Udah mulai ada yang senyum-senyum karena kamu berada di fase itu? atau jangan-jangan kamu sedang mengernyitkan dahi karena pernah berada di fase itu dan nampaknya jalan cintamu tak sebaik yang kamu pikirkan dulu?
Aku sekarang berada di umur yang pembahasannya tidak jauh dari kata menikah. Sampai dengan hari ini konsep the one selalu berubah dalam hidupku. Kenapa? Karena kehidupan kita dinamis begitu pula perasaan manusia. Saat aku berusia 10-15 tahun konsep the one pasti ada pada pangeran berkuda putih. Bayangin sosok pangeran berkuda putih dengan kharismanya turun dari kudanya dan menghampiri kita. Menginjak usia 16-20 tahun konsep the one pasti anak keren di sekolah atau di kampus. Sewaktu aku SMA bahkan sampai ada fans club kakak kelas keren gitu, but i'm not the member lah hahahaha. Pada usia 21-25 ini konsep the one yaaa seseorang yang bisa aku ajak bicara apapun, yang bisa mendengar keluhanku dan kebawelan aku, yang mendukungku melakukan berbagai hal positif, yang tidak hanya menyetujui pilihanku tetapi memberikan pendapatnya tentang hal yang aku lakukan (tidak hanya pendapat positif tetapi juga negatif), yang memberikan aku sudut pandang berbeda dalam menyikapi suatu hal, yang menenangkanku, yang memberikan aku ruang untuk masuk ke kehidupannya untuk membicarakan hal tentang masa depan (hubungan, keuangan, pendidikan, anak, orang tua).
Nah seiring berjalannya waktu konsep the one ini akan merujuk ke seseorang. Misalnya ketika pemain basket terlihat kece pada jamannya dan dideketin pemain basket terus langsung gampang suka gitu. Berbeda dengan sekarang yang akan lebih banyak berpikir dan memutuskan konsep the one pada seseorang. Ada seseorang yang dekat dan kalau ngobrol sama dia nyambung banget. Hmm sepertinya dia deh jodohku. Beberapa waktu kemudian ada suatu permasalahan yang menyebabkan hubungan kalian tidak bisa dilanjutkan maka konsep the one ke dia akan patah dan akan ada the one lainnya lagi.
Mulai paham kan ya konsep yang aku maksud?
Berhentilah membuat konsep the one pada seseorang. Entah diakui atau tidak konsep itu membuat kita menjadi percaya memang benar dia orangnya dengan terburu-buru. Cobalah untuk melihat seseorang bukan dari kelebihannya tetapi dari kelemahannya. Pernah dengar pernyataan "Kamu tidak benar-benar mengenal seseorang jika kamu hanya melihat kesempurnaannya"? Cobalah untuk menganalisis kelemahan seseorang terlebih dahulu, ketika kamu bisa menerima kelemahannya pasti kamu bisa menerima kehidupan dia yang lain sehingga dapat membuat hubungan kalian bukan sekadar main pacar-pacaran tetapi bertujuan. Setelah menganalisis kelemahannya, mulailah membicarakan hal terkait masa depan seperti ekspektasi hubungan, komunikasi, keuangan, pendidikan, anak dan orang tua. Ketahuilah ketika semua hal itu sudah kamu kantongi informasinya gaada trust issues atau insecurities dalam suatu hubungan. Keputusan terakhir ada pada kamu, mau lanjut atau sudahi saja jika kalian memiliki value yang berbeda.
Hmm ngajarin macam beginian kaya kamu udah jago aja sih han? Padahal belum ada pasangan juga kan?
Baik netijen tersayangku, pada masa ini aku banyak belajar bagaimana membangun komunikasi yang baik (terkait berbagai permasalahan) untuk menghindari toxic relationship. Aku bukan penganut prinsip menikah secepatnya karena umur. Aku benar-benar menyiapkan mentalku dengan baik supaya ketika the right person datang, i'm ready for it. Stop berpikir yang pertama mengungkapkan kata serius adalah yang terbaik atau yang pertama menemui orang tuamu adalah yang terbaik. Bukan begitu, kamu tetap harus memahami seperti apa calon pasangan seumur hidupmu. Serahkan sama hati dan Tuhan apakah kamu yakin benar dia. Jangan terburu-buru dalam membuat keputusan. Belakangan aku sudah menerapkan ulasan aku diatas namun belum berakhir indah. Kenapa? Dia lebih memilih seseorang yang lain but i'm not saying i'm not enough for him, he just not knowing my worth :)
KEPEDEAN AMAT HAN!!
Begini sister, kalau tidak kita yang mencintai diri kita sendiri, lalu siapa? Berhenti merasa sedih dan menyalahkan diri sendiri dengan menjadi orang paling "kurang" hanya karena dia pergi meninggalkanmu. Bukan kamu yang "kurang" tetapi dia yang tidak bisa melihat kelebihanmu dan ya karena Tuhan menginginkanmu mendapatkan yang jauh lebih baik dari dia. Ingatlah yang terbaik akan menunggu dan yang pergi akan segera terganti. Believe in Allah, He know's everything dear :)
Adjie Santosoputro praktisi emotional healing mengatakan
Ada yang bilang "Aku adalah rumah, tapi ternyata dia cuma singgah". Ada yang bilang "Rumahku adalah kamu" tapi lagi-lagi ternyata dia mau aja dengan yang baru. Kurangi berharap jadi rumah buat dirinya. Cukup gunakan tenaga untuk jadi rumah buat dirimu sendiri
wah terharu banget sis wkwkw
ReplyDelete